Selasa, 22 Agustus 2017

bertepuk sebelah tangan

semurung mendung sederas hujan mimpi ku tiada memuai kenyataan mencoba ikhlas walau air mata mengucur deras, pada rindu yang tak berbalas. perih bukan karena disakiti, luka bukan karena dikhianati...
cinta bertepuk sebelah tangan adalah cinta yang saling bersama namun salah satu satu enggan memiliki, hanya tersenyum karena cinta yang diucapkan  bukan berarti menerima segala rasa,
mungkin aku bukanlah kretria yang kau cari namun percayalah aku yang bisa menerima
mungkin kau tak pernah menggap perasaan ini namun percayalah aku selalu menerima
dan mungkin bukan aku yang kau cari namun aku yang selalu mencri mu, yang selalu membutuhkan kan mu dan yang selalu ingin kau tetap disamping ku.
pada mu aku jatuh hati bahkan sebelum tuhan menciptakan adam dan hawa, mencintaimu tanpa syarat , tanpa spasi dan tanpa jeda.
setiap malam kita bertemu untuk membahas tentang kerinduan, teh yang kau suguhkan kepada ku begitu manis yang kau aduk tanpa sebuah penyesalan, tentang berbicara bagaimana kau tak bisa melepaskan masa lalu mu, mendengarnya saja aku sudah cemburu, bagaimana bisa disini aku duduk sambil mendengarkan masa lalu mu yang manis, sedangkan kau saja masih menangis di dalam hati yang miris, ikhlaskan lah, melangkah dan berpindah lah dia hanya masa lalu bukan masa sekarang. sehebat apa pun kau menceritakan masa lalu mu dia tak akan kembali lagi......
disini, tempat ini aku masih menunggu mu untuk berbuka hati, berusaha untuk memperjuangkan mu sepenuh hati, namun apa daya aku bukan orang yang tetap kau pilih,
secangkir teh yang ku minum memang memanis, semanis kenangan mu namun hanya teh mu saja yang manis tidak pada hati mu yangselalu miris.
aku mencintaimu dengan ikhlas tanpa paksaan maupun rasa kasihan apa lagi balasan,
meski kecewa yang sering kau hadapkan , aku masih menunggu mu, namun bila kau selalu merindukan orang yang tak mau kembali.
 jangan sungkan tuk memangil ,,
 kapan pun kau butuh kan aku dalam sebuah perbincangan ...aku selalu siap untuk mendengarkan.

penulis : yeremias pandi arif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar